Jumat, 27 Agustus 2010

Diplomasi dan Propaganda


A. Pendahuluan
Kata propaganda adalah penyebaran terbatas
informasi atau kredo. Secara umum, menurut Dean A. Minix dan Sandra Hawley, propaganda dapat dipahami sebagai penyebaran ide dan informasi untuk tujuan memperkenalkan atau mendorong sebuah perilaku atau aksi tertentu. Menurut Terrence Qualter, propaganda adalah usaha yang disengaja oleh beberapa individu atau kelompok melalui pemakaian instrument komunikasi dengan maksud bahwa pada situasi tertetnu reaksi dari mereka yang dipengaruhi adalah seperti apa yang diinginkan oleh sang propagandis. Sedangkan Kimball Young mengartikan propaganda sebagai penggunaan lambing yang kurang lebih direncanakan dengan sengaja dan sistematis terutama melalui sarana dan tekhnik psikhologis yang berhubugan dnegan maksud mengubah dan mengendalikan pendapat, gagasan, nilai dan akhirnya mengubah tindakan terbuka sepanjang garis yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Kadangkala memang propaganda dianggap sesuatu yang dipahami sebagi sesuatu yang keliru atau bahkan sesuatu yang dilakukan dengan tujuan tertentu yang sifatnya negatif. Sebab, memang tidak jarang mereka yang melakukan propaganda mengurangi fakta dengan tujuan untuk menarik perhatian atau menimbulkan anggapan tertentu. Namun demikian, jika ditilik dari sudut pandang sang propagansis belumlah tentu demikian, sebab masing-masing orang tentu memiliki sudut pandang dan pertimbangan tertentu. Tujuan propaganda dapat disimpulkan untuk mempengaruhi dan mendorong munculnya aksi di antara sasarannya dan dia tertarik untuk mendidik datau bahkan memperbaiki sikap dan perilaku. Propaganda semata-mata hanyalah ditentukan pada dukungan dan pengikut saja.    
Propaganda dilakukan oleh individu, pelaku bisnis, organisasi keagamaan, organisasi politik, asosiasi etnis tertentu atau oleh pemerintah di level manapun. Mereka mencoba untuk menarik perhatian dan menggiring obyek propaganda utuk melakukan konservasi hutan, mencegah kebakaran, penyebaran aids, menghentikan konflik, atau hal lainnya. Tentu saja dengan dorongan yang rasional maupun emosional baik dengan mengatasnamakan opini personal atau organisasi. Efisiensi media komunikasi dengan demikian menjadi fokus utama propaganda. 
Pada masa-masa sebelum Perang Dunia I, propaganda dianggap sebagai suatu hal yang tidak efektif. Tidak seorangpun atau tidak satu organisasipun (kecuai pemerintah) melihat kegunaan sebuah propaganda guna mendukung gerakan atau ide mereka. Hal ini terjadi sebab: 
1. Dalam propaganda hanya elit yang terlibat dalam 
    politik saja yang dapat mempergunakan
    propaganda. 
2. Masih sangat terbatasnya system tekhnologi dan 
    komunikasi/informasi. 
3. Studi mengenai psikhologgi manausia belum 
    begitu  menarik perhatian pada masa-masa itu 
    sehingga tidak terlalu dianggap sebagai hal yang 
    penting.
  
Sejalan dengan meningkatnya keterbukaan dan studi mengenai psikhologi manusia, maka propaganda mendapatkan tempat yang cukup penting dalam diplomasi. Bahkan propaganda menjadi salah satu hal fungsi utama bagi pemerintah dalam menyelenggarakan komunikasi internasional. Namun demikian, ada hal yang selalu menjadi perdebatan dalam penyelenggaran propaganda, yaitu kebenaran. Tdak setiap orang menyetujui jika propaganda didasarkan dengan kebenaran, sebab yang menjadi tujuan utamanya bukanlah penyampaian fakta sehingga setiap orang dapat memutuskan persepsinya sendiri megenai fakta tersebut, tetapi tujuan utama sang propagandis adalah persepsi obyek propaganda itu sendiri dan perilakunya. Berikut pendapat beberapa orang ahi dalam kaitan antara propaganda dan kebenaran:  
Lord Canning; Propagnda harus didasarkan atas kebenaran dan keadilan. Pendapat ini sesungguhnya tidak selamanya diikuti. Jika dilihat sebab munculnya perang Perancis dan Prusia semata-mata diakibatkan oleh sebuah propaganda yang tidak benar yang dilakukan oleh Otto von Bismark dengan cara memalsukan telegram yang diterimanya dan disebarluaskan kepada rakyat dengan tujuan agar kepulangan duta besar Perancis menyinggung rakyatnya sendiri sehingga mereka dengan mudah dimobilisir untuk perang. 
Quncy Wright; Masalah kebenaran sesungguhnya adalah masalah keterusterangan dan nilai-nilai baik adalah tidak relevan dengan propaganda. Tujuan propaganda adalah untuk memperoleh hasil sedangkan validitas metodenya dinilai dari standar hasil tersebut.
Ivo. D. Duchacek; Propaganda yang penuh dengan kebenaran akan gagal dan taktik “big lie” akan berhasil selama sasaran tidak bisa membedakan kata-kata dengan fakta. Dengan demikian propaganda harus dapat menjauhkan sudience dengan kenyataan dan informasi yang akurat. 
Adolf Hitler; Propaganda harus dilakukan dengan kebohongan besar untuk menghilangkan kecurigaan. Propaganda harus dapat membangkitkan emosi melalui fanatisme dan mitos serta hysteria. Nilai propaganda akan meningkat bersama dengan meningkatnya peranan media masa.
B. Peranan Penting Media Bagi Propaganda 
Sejak berakhirnya Perang Dingin yang diiringi oleh proses demokrasi, memuat peran media dalam diplomasi semakin penting. Peran media semakin besar ketika karakter diplomasi tidak lagi tertutup tetapi sudah menjadi konsumsi public yang dapat dikritisi oleh masyarakt luas. Berkembangnya kemajuan tekhnologi, semakin memperkuat peran media dalam diplomasi.
Peranan Penting Media: 
1. Media merupakan aktor penting dalam poitik 
    domestic dan internasional Montesquie
    mengatakan bahwa “Press is the fourth estate”
    Artinya bahwa peran pers sangat menentukan 
    berjalannya system pemerintahan dan negara 
    selain eksekutif, legislative dan yudikatif. Presiden 
    Lyndon Johnson juga pernah mengatakan bahwa  
    “If  I have lost Walter Kronkite, I have lost the 
    American middle class. Ungkapan tersebut 
    merujuk kepada seorang jurnalis kelas menengah 
    yang sangat berharga bagi pembangunan 
    masyarakat Amerika dan semokrasi secara
    keseluruhan. 
2. Media dapat menciptakan citra yang tidak baik 
    bagi suatu negara Karakter media, dimana berita 
    yang disampaikan dapat dibaca, dilihat atau 
    didengar oleh public, membuat media mempunyai 
    peran untuk menciptakan citra seseorang atau 
    negara. Oleh karena itu media sangat dibutuhkan 
    untuk membangun kesan atau citra yang positif 
    bagi suatu negara, apalagi banyak negara yang 
    dianggap melakukan pelanggaran hukum 
    internasional atau HAM. Sebagai contohnya 
    adalah penurunan dukungan public AS terhadap 
    perang Vietnam. Dukungan menurun karena 
    warga AS melihat tayangan televisi mengenai 
    kekejaman perang dan bayaknya korban jiwa 
    dikedua belah pihak dan anggapan yang  
    dimunculkan oleh media bahwa perang tersebut 
    adalah perang tanpa tujuan yang jelas bagi 
    kepentingan Amerika sendiri. 
3. Media mempengaruhi kebijakan negara dan 
    lembaga internasional Media yang selalu 
    menyoroti tindakan sebuah negara dapat 
    mendorong diambilnya tindakan oleh negara atau 
    lembaga internasional lain. Misalnya embargo.
    ekonomi AS terhadap Irak serta kebijakan oil for 
    foodnyamendapat kritikan keras masyarakat 
    internasional karena berita tersebut selalu dimuat 
    di media massa dan internet.
C. Perkembangan Propaganda 
Sejarah propaganda (politik) sendiri sesungguhnya sudah dimulai sejak beberapa tahun sebelum masehi. Di dalam Injil disebutkan bahwa Sennacherib, Raja Assiria, berusaha menakut-nakuti Kerajaan Judah agar menyerah dengan mempergunakan usaha-usaha yang telah disebutnya sebagai propaganda. Pada masa Julius Caesar pun usaha-usaha dengan propaganda telah dilakukannya yaitu untuk meningkatkan repusatasi dan kekuasaannya. 
Perjalanan propaganda dalam politik internasional pada awalnya dapat dilihat dalam usaha-usaha yang dilakukan oleh Uni Soviet dengan mendirikan Radio Moscow pada tahun 1929 yang dengan cepat mempegunakan berbagai bahasa untuk menyuarakan revolusi. Diikuti kemudian oleh Benito Mussolini dan Adolf Hitler yang mempergunakan radio untuk menyebarkan ideology mereka, menghidupkan mitos-mitos di seputar rakyat, mencari kambing hitam atas tindakan mereka serta membentuk persepsi positif tentang diri mereka sendiri. Bagi keduanya, komunikasi massa tidak hanya berguna untuk mengontro rakyat tetapi juga dapat dipergunakan untuk menyebarkan ide mereka tanpa terbatasi oleh jarak bahkan dengan bahasa yang mereka kenal.
Propaganda Mussolini di Roma, dengan membuat patung wajahnya yang diamksudakan agar pengikutnya selalu setia terhadap ideology Fascis.

Sesudah Perang Dunia II, penggunaan propaganda 
tidak lagi didominasi oleh Uni Soviet, Italia dan Jerman. Ingris mulai memakai propaganda untuk menangkal propaganda Jerman dan Italia atau dengan kata lain munculnya propaganda di Inggris merupakan reaksi di propaganda-propaganda yang dilakukan oleh Jerman dan Italia. Pada tahun 1937, parlemen Inggris memberikan kewenangan kepada British Broadcasting Corporation untuk memakai bahasa asing yang secara tidak langsung juga ditujukan untuk menandingi propaganda radio Nazi dan Fascis. Pada awal nya di tahun 1938, mereka tidak mau mempergunakan tekhnik “big lie”. Mereka mencoba untuk menarik pendengar dengan menyatakan bahwa apa yang mereka perdengarkan adalah “sebuah kebenaran” .

Anti-German Propaganda
Pemerintah sering mempergunakan propaganda untuk menyatukan rakyat dalam melawan musuh. Dalam poster US Lyberty Bonds menunjuk Jerman sebagai bangsa Barbarian. U.S. Committee on Public Information, merupakan agen propaganda resmi milik pemerintah yang berusaha mendorong rakyat untuk bersatu.

 
Sementara itu, di Amerika sendiri penggunaan radio sebagai alat propaganda baru dimulai pada tahun 1942 ketika pemerintah Amerika mempergunakan Voice of America atau VOA (swasta) untuk membantu menyiarkan kebijakan-kebijakan pemerintah Amerika. Pada tahun yang sama pemerintah Amerika juga membuat Office of War Information atau OWI yang menjadi corong propaganda utama Amerika sepanjang Perang Dunia II. Seperti halnya BBC, maka VOA dan OWI juga mempergunakan kebenaran sebagai dasar penyebaran informasi.

  Sesudah Perang Dunia II dan Perang Dingin dimulai antara Amerika Serika dan Uni Soviet maka , Amerika memberikan dana yang tetap kepada VOA agar menjadi alat resmi pemerintah dalam menyebarkan informasi dan membentuk opini positf Amerika di luar negeri. Bahkan, VOA menjadi menjadi sebuah basis bagi informasi resmi segala sector mengenai Amerika. Lebih daripada itu, Amerika pun membuat radio yang ditujukan benar-benar untuk propaganda, yaitu Radio Free Europe RFE) dan Radio Liberty. Keduanya mempergunakan native speaker dan diperdengarkan di area yang mnejadi pengaruh Uni Soviet. Keudanya dibiayai oleh CIA atau Central Intelligence Agency. Radio Marti kemudian juga dibuat Amerika untuk area Cuba. Kontribusi radio-radio tersebut terhadap pengaruh komunism cukup besar, ini terbukti dengan mulainya demonstrasi yang marak muncul di Hongaria untuk menentang Uni Soviet karena aktifitas RFE (secara tidak langsung). 
Sementara itu di Uni Soviet sendiri juga dibuat radio-radio seperti Radio Moscow, Radio Peace and Progress dan Radio Kiev. Radio-radio ini hanya beroperasi di Uni Soviet sendiri dan beberapa negara non blok. Untuk menahan beroperasinya radio-radio miik Amerika, maka Uni Soviet dan China tidka hanya menyiarkan program yang sama tetapi juga mencoba untuk mengacak (jamming) transmisi radio-radio Amerika, VOA, RFE dan MI. Dilaporkan bahwa pada tahun 1986, sebanyak 95 % siaran mereka telah diacak oleh Uni Soviet. Sampai akhir tahun 80-an bahkan Cuba masih suka mengajak siaran radio Marti atau Televisi Marti, meskipun hal ini sesungguhnya tidak diperkenankan oleh hukum internasional. 
Sesudah Perang Dingin, maka peranan RFE dan VOA banyak berubah. Mereka menghentika siaran dalam beberapa bahasa asing, Bahkan Clinton kemudian menyatukan keduanya meski secara fungsinya mereka berbeda. 
D. Proses Pengaruh Propaganda 
Holsti mengemukakan bahwa dalam proses pengaruh propaganda memiliki du model, yaitu:

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search Engine